UNAAHA, SULTRA HEADLINE.COM. Pemerintah Desa (Pemdes) Nario Indah Kecamatan Wawotobi Kabupaten Konawe sukses membangun sarana air bersih melalui alokasi Dana Desa (DD) yang direalisasi pada pencairan tahap tri wulan pertama tahun anggaran 2023 ini.
Dengan terbangunnya fasilitas tersebut membuat masyarakat di lingkungan itu merasa bersyukur karena sudah dapat menikmati air bersih. Sehingga dapat menjamin keberlangsungan hidup warga setempat.
Kepala Desa (Kades) Nario Indah Relisman Sarnani mengatakan, pembangunan fasilitas air bersih yang dibangun itu berlokasi di dusun III desa setempat, tepatnya di perbatasan Desa Karandu.
Dikatakanya, di area lingkungan pemukiman itu terdapat 11 kepala keluarga (KK), yang dahulunya merupakan warga transmigrasi.
“Sejak mereka tinggal berdomisili di desa ini. Warga bersangkutan kesulitan memperoleh air bersih karena kondisi topografi pemukimannya yang tidak mendukung. Sehingga menpengaruhi sumur galian yang ada itu tidak layak untuk dikonsumsi, karena kualitas air yang keruh dan menandung kadar besi yang tinggi serta berbau karat,” tuturnya.
Atas dasar itu, pihaknya mengalokasikan anggaran DD tahun ini untuk membantu masyarakat dalam hal pemenuhan air bersih sebagai kebutuhan dasar mayarakat sehari-hari.
Menurutnya, dalam pelaksanaan kegiatan ini sejumlah fasilitas penunjang air bersih ini berupa belanja 1 unit tandon premium , 2 buah tower , 1 unit mesin pompa berkapasitas besar, pengadaan Kwh listrik, pengadaan sumur bor, dan jaringan perpipaan.
Ia mengaku, bahwa jaringan perpipaan membentang sekiranya sepanjang 150 meter , sebagai sarana yang mendistribusikan air dari sumber air (sumur bor) menuju aliran ke tower penampung , kemudian pusat penampung ini yang mengalirkan air langsung ke masing-masing sambungan rumah.
Sedangkan jarak sistem perpipaan antara lokasi sumur bor ke tower penampung berjarak sekira 100 meter. Dapat terjadi jarak yang jauh antara lokasi itu ,karena harus menentukan titik dimana terdapat sumber air bersih.
Sementara sisanya sekira 50 meter merupakan sistem perpipaan yang membentang masuk langsung kepengguna sambungan rumah yang diatur sesuai kontur di lapangan.
“Alhamdulillah, berkat fasiltas ini, masyarakat yang selama ini kesulitan air bersih itu , maka warga di lingkungan itu sudah dapat menikmati air bersih langsung dari rumahnya. Jadi tidak seperti yang lalu, setiap harinya mereka harus mencari air bersih , memikul atau menggunakan gerobak lori membawa jerigen dan botol galon dari sumur ke sumur tetangga lainnya,” ujarnya.
Ia menambahkan, selain warga , keberadaan sumur bor yang tepatnya berada di lahan pembangunan mushola desa dusun III . Sengaja pula ditempatkan di titik itu ,agar kedepan mushola itu juga dapat memanfaatkan fasilitas air bersih ini.
Ditempat yang sama, salah seorang warga pengguna fasilitas ini, Sitti Hadia (70) mengaku bersyukur dan mangapresiasi langkah kebijakan Pemdes setempat.
Ia mengaku, mulai tinggal di lingkungan itu tahun 1982 , sejak penempatan warga transmigrasi. Dari sejak itupula ia bersama warga lainnya di kompleks pemukiman itu sudah kesulitan dengan kebutuhan air bersih.
“Kita di sini ada sumur galian. Tapi hanya bisa dipakai untuk mandi dan mencuci pakaian. Karena airnya keruh , sehingga tidak bisa dipakai untuk dikonsumsi,” ujarnya.
Upaya memperoleh air bersih untuk kebutuhan memasak warga harus ke desa sebelah mengambil air di sumur yang kebetulan pemilik sumur masih bagian dari rumpun keluarganya. Dimana dalam sehari , kata Sitti, sebanyak dua kali yakni pagi dan sore hari , merupakan jadwal rutin mengambil air, dan ini sudah berjalanselama bertahun-tahun .
“Kami di sini, jerigen itu ada kegunaannya. Jadi kita kumpul untuk penampungan air bersih. Saya secara peribadi dan warga lainnya sangat bersyukur. Program ini sangat bermanfaat, utamanya bagi kami di sini yang kesulitan air bersih, sudah dua minggu kami memanfaatkan fasilitas ini, kami tidak lagi keluar mencari air, karena sekarang air sudah langsung ke rumah, sehingga kami bersyukur, kami jaga dan kami pelihara fasilitas ini dengan baik,” katanya.
Penulis : ibas