UNAAHA, SULTRA HEADLINE.COM. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Konawe , Sulawesi Tenggara (Sultra) sampai saat ini masih optimis bisa mencapai target Pendapatan Asli Daerah (PAD) sampai akhir tahun anggaran 2020 nanti. Hal itu dikatakan Wakil Bupati (Wabup) Konawe, Gusli Topan Sabara saat ditemui di ruang kerjanya,.
Dikatakan, penyerapan PAD merupakan hal yang terpenting dalam proses penyelenggaraan roda pemerintahan daerah. Meski diakuinya dalam situasi pandemi ini, ada sebagian sumber- pemasukan kas daerah kurang maksimal penyerapannya, namun hal itu tidak berdampak maksimal.
“Pencapaian PAD Konawe masih menunjukkan progres yang memuaskan. Hingga akhir September 2020, persentase realisasi PAD sudah mencapai 70 persen,” ujarnya.
Menurutnya, pihaknya masih meyakini realisasi PAD Konawe hingga akhir tahun 2020 bisa mencapai 90 persen. Ia menyebut, kehadiran Mega Industri di Kecamatan Morosi juga turut andil dalam mendongkrak serapan PAD di daerah tersebut.
“PAD kita masih normal. Dari target diawal tahun yang kurang lebih mencapai Rp 100 Miliar, kita optimis bisa sampai 90 persen serapannya,” katanya.
Gusli Topan Sabara menambahkan, sumber penyumbang PAD Konawe bisa dikatakan merata dan tidak bertumpu di satu sektor saja. Sedangkan sektor yang diproyeksi bisa menghasilkan pendapatan bagi daerah bakal terus dimaksimalkan. Entah itu dimasa pandemi ataupun pasca berakhirnya wabah Covid-19.
Ia mengaku, terus memberikan motivasi kepada Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang bertugas mengumpulkan PAD supaya melakukan inovasi-inovasi, agar pencapaiannya dapat mencapai target.
“Memang ini masa-masa sulit yang lagi kita hadapi. Tapi kita harus tetap optimis. Semua sektor akan lebih kita maksimalkan setelah pandemi ini berakhir,” tandas mantan Ketua DPRD Konawe itu.
Ditanya apakah di APBD-P ini akan ada stimulan anggaran untuk OPD tertentu penghasil PAD? Ia mengatakan , pada APBD-P nanti tidak akan ada penambahan stimulan anggaran . Karena saat ini Pemkab masih fokus pada penanganan wabah Covid-19.
Pemkab masih mengalokasikan sebagian besar anggaran yang dimiliki untuk membiayai kegiatan penanganan pandemi di bulan Oktober hingga Desember mendatang.
Ia menyebut, penanganan Covid-19 tetap menjadi prioritas utama yang masih harus didahulukan. Apalagi, pandemi sudah menjadi masalah nasional bahkan dalam skala global sekalipun. Namun, Gusli tak menyebut secara gamblang berapa porsi anggaran yang dialokasikan Pemkab dalam APBD-P tersebut.
“Kemarin kan yang sudah digelontorkan kurang lebih Rp 100 miliar. Terkait apakah akan ada penambahan anggaran penanganan, itu tergantung estimasi kebutuhan tiga bulan kedepan, yakni untuk hitungan bulan Oktober sampai Desember. Itu harus diestimasi semua agar penanganan Covid-19 bisa dilakukan dengan baik,” ujarnya.
Mantan Ketua DPRD Konawe itu menjelaskan, tak bisa dipungkiri bahwa pandemi membuat beberapa program di level instansi pemerintahan menjadi terganggu. Termasuk, program unggulan Pemkab Konawe yakni sejuta beras, seribu kolam ikan dan sejuta sapi.
Namun, lanjutnya, ada satu yang menggembirakan yakni pandemi tak lantas membuat perekonomian di daerah berjuluk lumbung beras Sultra tersebut menjadi lesu. Dari data yang dimilikinya, pertumbuhan ekonomi di Konawe masih lebih baik ketimbang daerah lain di Sultra. Bahkan, trendnya lebih bagus jika dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi provinsi Sultra. Trend pertumbuhan ekonomi di Konawe masih positif ketimbang Sultra yang menunjukkan trend negatif akibat terpaan pandemi.
“Karena memang kita bertumpu di tiga sektor unggulan yakni pertanian, perikanan dan peternakan. Serta, ditopang oleh kawasan mega industri di Kecamatan Morosi. Buktinya saja sekarang, daerah lain kesulitan untuk membuka lapangan kerja, kita di Konawe malah menyerap tenaga kerja. Itukan salah satu indikator yang nampak,” terang Wabup Konawe itu. (Adv).