UNAAHA. SULTRAHEADLINE.COM. Tingginya intensitas hujan yang menguyur Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara (Sultra) yang terjadi beberapa pekan terakhir ini mengakibatkan beberapa Kecamatan di daerah itu terendam banjir.
Berdasarkan data yang dirilis Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Konawe menyebutkan daerah- daerah yang terkena dampak banjir, di antaranya Kecamatan Bondoala, Kapoiala, Morosi, Wonggeduku, Wonggeduku Barat, Pondidaha, Besulutu, Anggotoa, Meluhu, Anggaberi Tongauna, Tongauna Utara, Padangguni, Puriala, Lambuya, Latoma, dan Routa.
“Untuk saat ini, dari total 29 Kecamatan ada 17 Kecamatan yang terendam banjir. Dengan total 1.483 KK yang terdampak, sementara yang berada di pengungsian berjumlah 558 KK, ” sebut Wakil Bupati (Wabup) Gusli Topan Sabara, saat berkunjung ke kantor BPBD konawe, Senin (20/7/2020).
Dirinya juga menyebutkan, penyebab banjir yang melanda daerah yang dipimpinnya dikarenakan tingginya curah hujan yang terus menguyur kabupaten Konawe sehingga mengakibatkan meluapnya sungai Konaweeha dan Lahumbuti.
“Disamping itu ilegal loging juga menjadi salah satu penyebab terjadinya banjir di Konawe. Karena ilegal loging ini berhubungan dengan kewenangan UU 23 yang diambil alih oleh Pemerintah Provinsi. Sehingga pengawasannya menjadi berkurang dan menyebabkan maraknya ilegal loging di Konawe,” tegasnya.
Dikatakannya, selain rumah yang terendam banjir lahan pertanian juga ikut terendam, sehingga hal ini berdampak pada sektor ekonomi, karena sekitar 15.483 Hektar baik itu persawahan, perkebunan dan areal tambak ikut terendam. Namun, hingga saat ini pihaknya masih melakukan pendataan terkait jumlah kerugian yang ditimbulkan dari bencana tersebut.
Dengan adanya peristiwa banjir yang melanda Konawe, kata dia, membuat pihak-pihak terkait menetapkan siaga satu, sehingga dengan status siaga satu setidaknya warga bisa lebih meningkatkan kewaspadaan mengingat hujan masih terus terjadi serta volume air di beberapa sungai masih meningkat.
“Untuk penanganannya kita telah menyalurkan bantuan logistik kepada korban seperti selimut, tikar, perlengkapan bayi, susu dan sebagainya serta cadangan beras pemerintah (CBP) sebanyak 100 ton. Dan harapan kita agar bencana ini segera berakhir, sehingga masyarakat bisa beraktifitas seperti biasanya, ” tutupnya. (B)
Penulis : Dedy
Editor : Ibas