Oleh :Sukmawaty
Mahasiswa Pasca Sarjana Administrasi Pembangunan Universitas Halu oleo
Daerah Kabupaten Konawe saat ini menjadi episentrum investasi di wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara. Pasalnya daerah yang dipimpin Bupati Kery Saiful Konggoasa ini menjadi salah satu pendukung kebijakan investasi program nasional. Atas dasar itu, Pemerintah Pusat memberikan dukungan dan respon positif atas berjalannya ekonomi perindustrian di daerah Konawe. Selama beberapa tahun ini, kebijakan pusat terus membantu memfasilitasi Pemerintah Kabupaten Konawe dengan investor.
Pemerintah Kabupaten Konawe berhasil membuka kawasan mega industri di wilayah sebelah timur daerahnya, tepatnya di Kecamatan Morosi. Kini ambisi Pemerintah Kabupaten (Pemkab) setempat itu mulai menyasar pembukaan kawasan mega industri baru di wilayah ujung paling barat Konawe, persisnya di Kecamatan Routa. Kebijakan ini pun tidak lepas dari peran serta dan dukungan dari pemerintah pusat.
Daerah Routa secara geografis bagian wilayah administratif Kabupaten Konawe. Karena letaknya berada di wilayah paling ujung barat, sehingga daerah tersebut diapit dengan daerah lainnya , yakni berbatasan Kabupaten Konawe Utara, Kolaka Utara dan Provinsi Sulawesi Tengah. Daerah ini memang dari dahulu dikenal memiliki sumber potensi sumber daya alam yang melimpah yang menjadi incaran pengusaha tambang mineral dan kandungan alam jenis lainnya, sebagai bahan mentah usaha produksi perindustrian di pasar global.
Atas dukungan dan respon baik Presiden Joko Widodo, maka Bupati Kery Saiful Konggoasa resmi membuka peluang investasi di Routa. Saat ini investor yang siap menanamkan modalnya di Routa yakni PT. Indonesia Konawe Industrial Park (IKIP) yang akan menginvestasikan modalnya sebesar Rp 58 triliun. Dana investasi itu spektakuler melebihi besaran dari nilai investasi di Morosi. Di kawasan mega industry di Routa direncanakan berdiri beberapa pabrik smelter dan baterai, bahan dasar kendaraan yang bertekhnologi tinggi menggunakan tenaga listrik. Sesuai dengan komitmennya, janji perusahaan itu untuk menanamkan modalnya di Routa tahun 2022 ini bertahap mulai direalisasi.
Faktanya investor swasta asal negeri Tiongkok ini sudah mulai mengeksplorasi lahan seluas 3.563 hektare dengan mengerjakan pembangunan kompleks perindustrian serta infrastruktur penunjang lainnya. Terkait dengan itu, Pemerintah Kabupaten Konawe memberikan support sebagai bentuk dukungan percepatan pembangunan kawasan industri di Routa itu. Dukungan pemerintah, di antaranya dengan mempercepat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Routa. Kebijakan itu untuk mendukung progres pembangunan kawasan industry supaya tidak mengalami hambatan administrasi. Apalagi target tahap proses produksi direncanakan akan dimulai pada 2024 nanti.
Kehadiran perusahaan tersebut menjalankan usaha di Kecamatan Routa memang memberikan harapan besar terhadap masyarakat lokal. Karena perusahaan telah mengestimasikan akan menyerap tenaga kerja sebanyak 15 ribu pekerja. Bahkan baru di tahap pekerjaan konstruksi saat ini sudah mengakomodasi perekrutan tenaga kerja dari masyarakat sebanyak 250 orang, sebagai buruh tenaga konstruksi.
Dampak positif terhadap masuknya investor di Routa dan beberapa daerah lainnya di Konawe nampak memberikan kontribusi besar untuk daerah yang berada di jazirah daratan Sultra ini. Sehingga menjadi perhatian besar dari pemerintah karena menjadi tumpuan harapan masyarakat sekitarnya untuk keluar dari persoalan krusial yang selama ini belum tuntas dikerjakan mandiri oleh pemerintah dari periodesasi ke periode pemerintahan lainnya. Utamanya dalam aspek percepatan pertumbuhan ekonomi dan pembangunan daerah serta pengentasan angka kemiskinan.
Bahwa hadirnya investor dapat membuka ketertinggalan daerah , misalnya dalam aspek infrastruktur terjadi pemerataan pembangunan, dimana sebelumnya fokus pekerjaan infrastruktur pemerintah cenderung mengarah ke wilayah ibu kota saja dengan dalih anggaran negara yang terbatas, namun dengan hadirnya investor dapat membuka pembangunan daerah di sudut kota yang selama ini terisolir, seperti Kecamatan Morosi dan Routa. Sedangkan dalam aspek pertumbuhan ekonomi terjadi peningkatan daya beli masyarakat sehingga menumbuhkan pelaku UMKM, maka dengan itu perputaran ekonomi semakim membaik. Hal ini terjadi atas implikasi masyarakat sudah merata memiliki pekerjaan dan penghasilan tetap. Kemudian dengan adanya pekerjaan dan penghasilan tetap , masyarakat dapat memenuhi kebutuhan pokok dan urusan sehari-hari keluarganya, dan dengan itu masyarakat akan keluar dari status kemiskinan karena pada hakikatnya jika pengangguran menurun maka outputnya adalah kemiskinan pun ikut menghilang.
Dapat dikatakan jalan untuk mencapai tujuan pemerintah mewujudkan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat sudah di depan mata. Dalilnya sagat jelas bahwa keberadaan investor membawa perubahan besar. Namun, ada hal lain yang harus menjadi perhatian bersama, bahwa selain aspek sosial dan ekonomi, pemerintah harus turut mempertimbangkan aspek lainnya, seperti aspek budaya dan lingkungan hidup.
Daerah Kecamatan Routa memiliki luas 218.858 hektare dengan jumlah 1 kelurahan dan 8 desa , sedangkan jumlah penduduknya sebanyak 2.114 jiwa berdasarkan data dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) Konawe pada tahun 2016. Potensi daerah di Routa meliputi perkebunan lada, peternakan dan pertambangan nikel dan batu gunung.
Sejak masuknya investor mengeksplorasi lahan di Routa untuk membangun kawasan industri maka secara spontanitas masyarakat mulai meninggalkan usaha ekonominya di bidang perkebunan lada dan peternakan. Pasalnya sejumlah aset tanah perkebunan dan peternakan dikonversi secara sporadis. Padahal konversi lahan ini bisa menjadi penyebab ancaman besar bagi keberlangsunan keragaman hayati di Konawe, khususnya di Kecamatan Routa. Sehingga pemerintah perlu mempertimbangkan dengan baik agar kebijakannya dapat seimbang mengatur seluruh kepentingan yang menjadi kemaslahatan umum.
Daerah Routa membentang hutan lindung. Sehingga sebelum dialihfungsikan lahan secara total menjadi area kawasan mega industri , maka perlu dilakukan identifikasi isu-isu terhadap kajian dampak lingkungan hidup. Dengan demikian keseimbang ekosistem masih dapat terjaga dari hal -hal lain yang memungkinkan terjadinya bencana alam. Selain tentang isu lingkungan. Terdapat informasi terkait spesies langka yang berada di Kecamatan Routa. Bahwa di hutan Routa masih menjadi habitat bagi satwa endemik Sulawesi, seperti Anoa. Kemudian keunikan lainnya karena di daerah ini terdapat salah satu situs arkeologi asal usul Suku Tolaki.
Kehadiran investor memang sangat memberi sumbangsih pada pengentasan kemiskinan dan pengembangan ekonomi masyarakat. Namun bukan berarti kehadirannnya justru harus mengorbankan kepentingan lainnya. Karena jika dibiarkan kegiatan land clearing hutan di Routa oleh investor saat ini akan berdampak buruk terhadap masa depan daerah ini utamanya terhadap aspek keberlanjutan lingkungan hidup.
Terkait dengan itu, pemerintah harus duduk bersama dengan Balai Konservasi Sumberdaya Alam (BKSDA) Sulawesi Tenggara dan pemerhati lingkungan serta stakeholder terkait lainnya untuk segera membahas dan mencari solusi terbaiknya. Paling tidak terkait dengan itu perlu ada kebijakan menciptakan kawasan konservasi baru.