banner 728x250

Camat dan Kapus di Konawe Diharapkan Jadi Pionir Penanganan Stunting

banner 120x600
banner 468x60

UNAAHA, SULTRA HEADLINE.COM. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Konawe, Sulawesi Tenggara (Sultra) melalui Dinas Kesehatan menggelar pertemuan konvergensi, koordinasi dan konsolidasi lintas program dan lintas sektor untuk penurunan stunting.

Kegiatan yang digelar di salah satu hotel di Kota Unaaha, Selasa (28/12/2021) dibuka oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Konawe, DR.Ferdinand Sapaan dan dihadiri oleh sejumlah kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD), Camat dan Kepala Puskesmas (Kapus) se-Konawe.

banner 325x300

Berdasarkan data yang dirilis Dinkes Konawe, penanganan stunting pada tahun 2021, Kabupaten Konawe berada diurutan empat terendah bersama dengan Kota Kendari, Wakatobi dan Kolaka Timur.

Kepala Dinkes Konawe, Mawar Taligana menjelaskan, kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan arah manajemen dan kebijakan dalam rangka percepatan penurunan stunting di Konawe.

“Dalam giat hari ini kita juga menghadirkan pemateri dari pusat atas nama pak Lukman. Selain itu, dalam penanganan stunting 2022 mendatang, kita telah membentuk tim penanganan stunting, dan pak Sekda sendiri yang jadi ketua tim-nya,” terangnya di sela-sela kegiatan.

Dikatakannya, pada tahun 2022 mendatang pihaknya akan fokus penanganan stunting di 11 Kecamatan. Karena berdasarkan target dari pusat stunting harus turun minimal 14 persen dalam kurun waktu 3 tahun atau sampai 2025 mendatang.

“Saat ini penanganan stunting di Konawe baru mencapai 26,2 persen. Tapi kita punya waktu 3 tahun agar target nasional 14 persen bisa tercapai. Salah satu strategi kita yakni melakukan penanganan dalam setahun itu harus 4-5 persen, sehingga target 14 persen ini bisa tercapai selama 3 tahun,” paparnya.

Mawar menjelaskan, salah satu penyebab terjadinya Stunting dikarenakan kondisi kekurangan gizi pada ibu hamil, yang akan berdampak terhadap pertumbuhan janin yang dikandung dan perkembangan intelektual anak yang dilahirkan.

“Pada anak yang kekurangan gizi saat usia balita akan mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan otak yang berpengaruh pada rendahnya tingkat kecerdasan, karena tumbuh kembang otak terjadi saat dalam kandungan sampai usia 2 tahun,” jelasnya.

Penulis: Dedy/SH

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *