banner 728x250

Pandemi Corona, Dinkes dan RSUD Beda Diagnosa, Warga Sanksi Pilih Informasi

banner 120x600
banner 468x60

UNAAHA. SULTRA HEADLINE.COM. Fenomena virus corona yang sudah dinyatakan andemik di wilayah Kabupaten Konawe , Sulawesi Tenggara (Sultra) kian meresahkan. Dan hal yang paling ‘bikin panik’ atas simpang siurnya informasi peringatan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) dari instansi terkait yang kerap muncul beda hasil diagnosa.

Simpang siurnya informasi berawal dari informasi Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Mawar Taligana menyebut salah seorang warga dari Kecamatan Lambuya berstatus sebagai Pasien Dalam Pengawasan (ODP). Pernyataannya justru menuai polemik. Pasalnya hasil diagnosanya berbeda dengan hasil yang dikeluarkan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) setempat yang menerangkan yang bersangkutan tidak ada gejala virus corona.

banner 325x300

Atas dasar itu membuat pihak keluarga geram. Karana menimbulkan keresahan warga sekitar lingkungan tempat tinggalnya. Meski saat ini pasien yang bersangkutan telah dicabut statusnya dari PDP menjadi Orang Dalam Pengawasan (PDP) oleh Dinkes.

Kepala Dinas Kesehatan Konawe, Mawar Taligana mengaku, sebelumnya pihaknya mendapat informasi dari Kepala puskemas Lambuya bahwa ada salah seorang warga dari Desa Tanggobu yang baru saja pulang dari Bangkok, Thailand. Tepatnya pada ,Selasa (24/3/2020).

Namun Mawar tidak menyebutkan indentitas pasien tersebut .

“Dan saat ini sedang terbaring sakit. Dan setelah diperiksa oleh tim medis menunjukkan gejala terjangkit virus corona,” katanya.

Ia mengatakan, pasien tersebut saat diperiksa memang sedang dalam kondisi demam, batuk dan muncul bintik-bintik merah di seluruh tubuhnya. Dan sekitar 6 hari baru pulang dari daerah andemi virus corona itu.

Pasien tersebut , kata Mawar, langsung dirujuk di RSUD Konawe . Setibanya  pasien ini langsung ditangani secara medis di ruang isolasi. Kemudian tim medis di RSUD sudah mengambil sampel darah untuk diperiksa. Sambil menunggu hasilnya. Saat ini, lanjut Mawar, pasien bersangkutan dinyatakan berstatus PDP.

Pernyataan berbeda justru muncul dari para medis di RSUD Konawe.  Salah satu dokter umum RSUD Konawe, dr. Enos Oktafian kepada awak media saar dikonfirmasi membantah. Menurutnya, pasien dari Desa Tanggobu tidak sedang dalam  terpapar gejala virus corona.

Dikatakan, saat diperiksa pasien tersebut tidak dalam kondisi demam. Disertai batuk dan pilek sebagimana gejala virus corona pada umumnya. Namun yang bersangkutan benar sedang dalam kondisi panas tinggi karena sedang diserang penyakit cacar.

“Mungkin karena yang bersangkutan punya riwayat perjalanan ke luar negeri. Sehingga ditetapkan sebagai PDP. Tapi kalau mengenai gejala itu hasil pemeriksaan kami tidak menemukannya,”terangnya.

Menanggapi hal itu, salah seorang yang mengaku keluarga pasien yang dinyatakan PDP itu,  Sri Hastuti menyampaikan kekesalannya.

Melalui akun facebooknya menyampaikan kekesalannya kepada instansi terkait  yang telah membuat keresahan publik. Utamanya di wilayah Kecamatan Lambuya dan Onembute.

Menurutnya,  instansi terkait mengularkan status peringatan PDP kepada pasien bersangkutan dan mensosialisasikannya ke media sosial merupakan hal yang tidak terpuji tanpa mempertimbangkan risiko sosial yang akan berdampak kepada keluarga bersangkutan dalam melakukan pergaulan sehari-hari di lingkungan tempat tinggalnya .

“Padahal kenyataannya. Pasien itu tidak diisolasi. Setelah dijemput dan diperiksa. Dan dokter menyebutkan tidak ada gejala. Dan keluarga saya itu langsung di suruh pulang,” jelasnya. (Putri/red)

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *