banner 728x250

Luas Potensi Persawahan di Latoma Bakal Digarap Seluas 22 Hektare

banner 120x600
banner 468x60

UNAAHA, SH. Wakil Bupati Konawe Sulawesi Tenggara, Gusli Topan Sabara memproteksi potensi alam di Kecamatan Latoma begitu besar untuk dikembangkan, diantaranya pengembangan sektor pertanian di bidang persawahan.

banner 325x300

Hal itu dikatakannya saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (3/2/2020).

Dikatakan, selama ini daerah Latoma kurang maksimal dikelola sumber potensi alamnya. Padahal sangat strategis untuk dikembangkan.

“Setelah bendungan pelosika nanti kita akan membuka lahan pertanian baru. Salah satunya di Latoma Seluas 22 Hektare,” terangnya.

Ia mengaku, sembari menunggu proses pembangunan bendungan tersebut, lanjutnya, Pemkab sudah lebih awal memulai membangunan sarananya yang menjadi bagian dari tanggung jawab Pemkab setempat.
Seperti infrastruktur jalan dan jaringan telekomunikasi.

“Jaringan telekomunikasi sudah masuk di Latoma. Bahkan sudah bisa internet. Dan sekarang kita lagi programkan untuk pembangunan jalan dan jembatan dari Kecamatan Ambekairi sampai ke Latoma,” terangnya.

Gusli berpendapat, selain program pengembangan Sawa, sejumlah program prioritas Pemkab seperti bidang peternakan dan perikanan juga akan disinergikan ke daerah tersebut.

“Insyallah Latoma tidak lagi terisolir. Tidak ada pembedaan. Progres pembangunan di Konawe harus merata. Karena memiliki hak yang sama,” tuturnya.

Ia mengaku, yang menjadi kebanggaan tersendiri, daerah Latoma bakal menjadi sumber energi listrik di Sultra. Pasalnya, kata dia, di kawasan bendungan pelosika itu akan berdiri megah Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) berkapasitas besar.

Pembanguan bendungan pelosika dan PLTA merupakan program strategis pemerintah pusat yang mulai diwacanakan pada 2019. Dan pada 2020 ini pusat telah mengalokasikan anggaran Rp.58 miliar untuk persiapan pembangunan. Dan sudah termasuk pembebasan lahan warga.
Lahan yang akan merendam 14 desa setempat.

Dan mengenai perencanaan konstruksi itu semua dilaksanakan pusat. Sementara Pemkab melakukan penyesuaian RTRW .

Menurutnya, masyarakat sangat akan menerima asas manfaat dari sinergitas Pemkab dan Pusat.

Dan mengenai relokasi warga yang terkena wilayah Mega projek itu akan direlokasi di wilayah yang sudah disiapkan. Daerah relokasi itu akan dibentuk kawasan desa adat karena sesuai dengan historisnya sebagai kampung tertua. Desa tersebut akan menjadi pusat wisata kebudayaan di Kabupaten Konawe. (Putri/red***)

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *