UNAAHA, Program sejuta ekor sapi yang menjadi program prioritas Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Konawe, Sulawesi Tenggqra (Sultra) mulai terealisasi. Untuk merealisasi program tersebut, di tahun pertama program ini berjalan pemerintah setempat sudah menyedikan 1000 ekor calon indukan sapi yang didatangkan dari Kota Surabaya yang siap disalurkan kepada masyarakat prasejahterah.
Kepala Bidang Perbibitan dan Produksi Ternak Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Konawe, Imade Suderka mengatakan, saat ini pihaknya sudah mulai mendistribusi calon indukan sapi ternak itu di sejumlah daerah di Konawe.
Hal itu dikatakannya saat ditemui di ruang kerjanya, Kamis (26/12/2019).
“Sudah hampir tujuh kecamatan yang sudah didistribusi. Disana kami serahkan langsung kepada kelompok peternak . Dan disaksikan kepala desa/ kelurahan,” paparnya.
Dikatakan, sebagai penyedia bibit sapi, pihaknya tidak sekedar menyalurkan bibit tersebut. Namun ada prosedur yang harus dilalui bagi para penerima bantuan dari pemerintah kabupaten ini.
Yakni, kata dia, sejumlah kelompok peternak terlebih dahulu mengusulkan proposal. Setelah itu, lanjutnya, pihaknya melakukan ferivikasi di lapangan. Kemudian bagi yang memenuhi syarat langsung diregistrasi sebagi calon penerima.
“Syaratnya para kelompok peternak diprioritaskan masyarakat pra sejahterah.kemudian memiliki lahan pakan atau kandang kelompok. Serta memiliki pengalaman dalam beternak sapi,” tuturnya.
Ia mengaku, setiap kelompok akan menerima 10 ekor sapi. Dan sistemnya bergulir. Sehingga setiap anggota kelompok akan mengembalikan indukan sapi tersebut ketika sapi peliharaannya itu sudah memiliki generasi. Dan indukan itu akan dipindahtangankan kepada anggota lainnya.
“Misalnya kalau dalam satu kelompok berjumlah 20 orang. Jadi 10 orang dulu yang menerima. Nanti setelah sudah beranak . Baru kemudian dipindah tangankan kepada anggota yang belum menerima . Dan begitu seterusnya,” paparnya.
Menurunya, setelah indukan ini diturunkan kepada kelompok peternak, maka petugasnya atau ensimanor akan terus mengawasi dan mendampingi para peternak ini. Dibantu oleh petugas Babinkabmas. Tujuannya, karena jenis indukan sapi ini sangat berbeda dengan jenis sapi lokal. Sehingga perlu bimbingan agar indukan sapi itu dapat berkembang.
Para ensiminator ini ditempatkan disemua kecamatan. Supaya para kelompok peternak dapat lebih mudah berkoordinasi dan berkonsultasi.
“Jenis sapi ini tidak kawin dengan cara alami. Tetapi menggunakan metode ensiminasi buatan yang akan direkayasa oleh para pendamping profesional. Atas dasar ini petugas kami akan terus mendampingi peternak tersebut,”ujarnya.
Ia menambahkan, memiliki ternak sapi ini sangat akan menguntungkan. Karena bobot sapi tersebut bisa sampai mencapai lebih dari 500 kilogram . Daripada sapi lokal yang hanya berkisar 250 kilogram per ekor sapi.
“Tujuan Pemkab membudidayakan sapi jenis ini supaya dapat meningkatkan pendapatan masyarakat pra sejahterah khususnya bagi kelompok peternak. Sehingga masyarakat sangat akan merugi jika menyianyiakan bantuan sapi tersebut,” terangnya. (Red***)